Tangerang (15/04) – Kementerian Perindustrian menggelar Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019 pada tanggal 15-16 April 2019 di ICE BSD, Tangerang, Banten. Kegiatan ini mengusung tema “Implementasi Making Indonesia 4.0 Menuju Negara 10 Besar Ekonomi Dunia”.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. ”Penyelenggaraan IIS 2019 dimaksudkan sebagai forum konsolidasi para pemangku kepentingan untuk membangun rumusan bersama mengenai langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan dalam mengakselerasi transformasi digital sektor industri manufaktur” kata Airlangga dalam pidato pembukaan IIS 2019.
Pada acara Indonesia Industrial Summit kali ini akan dilakukan peluncuran Indonesia Industri 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) yaitu indeks yang akan digunakan untuk mengukur kesiapan industri dalam bertransformasi menuju industri 4.0 serta sosialisasi rencana Indonesia sebagai Official Partner Country pada pameran Internasional Hannover Messe di Jerman Tahun 2020. Selain itu, Kementerian Perindustrian juga memberikan penghargaan kepada para pelaku industri yang sudah ataupun sedang menuju era industri 4.0, yang penilaiannya menggunakan framework dari INDI 4.0.
Menurut Menteri Perindustrian, IIS 2019 ini dihadiri oleh lebih kurang 5.500 peserta dari berbagai kalangan industri. Indonesian Plastik Recyclers (IPR) termasuk menjadi salah satu dari asosiasi industri penerima undangan dalam acara tersebut. Sebanyak 15orang perwakilan dari IPR turut hadir dalam pagelaran besar yang diadakan oleh Kementerian Perindustrian tersebut.
IPR berharap dengan adanya Indonesia Industrial Summit ini turut mendukung peningkatan ekonomi Indonesia lebih baik lagi dari sektor industri. Selain itu, IPR juga berharap agar industri daur ulang juga bisa dipandang oleh seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah agar pengelolaan persampahan di Indonesia menjadi lebih baik dan permasalahan sampah yang saat ini menjadi pemeran utamanya adalah plastik tidak lagi menjadi komoditi yang menakutkan bagi seluruh kalangan, melainkan menjadi sumber mata pencaharian yang tidak kalah saing dengan industri lainnya.